Jumat, 16 Oktober 2015

Laporan Yudi: Kunjungan Kerja ke Koperasi KINA di Aceh Jaya



Bertolak dari Banda Aceh, pada Senin (05/10/15) kami mengunjungi koperasi KINA (Koperasi Industri Nilam Aceh) yang ada di desa Babah Dua, Aceh Jaya.

Setelah menempuh perjalanan santai sekitar 4 jam dari kota Banda Aceh, kami tim kunjungan kerja tiba disana sekitar pukul 19.30 WIB. Badan yang mulai lelah menjadi hilang ketika setibanya disana, kami langsung disambut hangat oleh Hendra selaku pimpinan koperasi KINA dan Nazar selaku ketua harian KINA.

Tim kunjungan kerja yang saya maksudkan disini adalah Frederic dari Payan Bertrand (perusahaan besar importir minyak nilam yang berada di Perancis), Alexandre Halvachs dari PT. General Aromatic (perusahaan lokal yang mengekspor minyak dari Aceh ke luar negeri), dan saya sendiri dari ADB TA 8224, yang memiliki tujuan meningkatkan akses UMK kepada modal dengan konsep Cluster Supply Chain.

Kunjungan kerja ke koperasi KINA ini bertujuan untuk melihat hasil upgrading kettel (mesin penyulingan) yang ada di koperasi KINA dengan mengukur kualitas dan kuantitas yang dihasilkan oleh kettel tersebut.

Tak hanya melihat hasil dari upgrading ketttel tersebut, kita juga berkesempatan langsung melihat proses penyulingan. Sekitar pukul 20.00 WIB, proses penyulingan diimulai dengan pemanasan boiler. 




Pagi kian menjelang, letih dan kantuk pun mulai datang. Setelah memastikan kettel yang sudah diupgrade berfungsi normal, sekitar pukul 02.00 WIB pagi dinihari kami memutuskan untuk kembali beristirahat. Sedangkan Hendra (Pimpinan Koperasi KINA) dan anggota koperasi lainnya masih terus lanjut menghabiskan malam demi menjaga proses penyulingan.

Pagi harinya kami kembali lagi ke lokasi tempat penyulingan kettel untuk melihat hasil proses penyulingan. Proses penyulingan ini akhirnya selesai sekitar pukul 10.30 WIB. Jika dihitung, berarti proses penyulingan dengan menggunakan kettel ini memakan kurang lebih 14 jam.

Setelah proses penyulingan selesai, tahap selanjutnya adalah proses pengambilan minyak nilam dengan cara disaring. Penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan antara minyak nilam dan air. Dalam proses ini kami melihat, minyak nilam yang memiliki bobot lebih ringan dari air akan nampak tergenang pada permukaan air dengan warna yang berbeda.


Hasilnya, kettel yang diupgrade oleh PT.General Aromatic dan Koperasi KINA dengan menggunakan 2 unit vessel, masing-masing vessel berisikan 50 kg daun nilam kering dengan hasil kurang lebih 1,75 kg minyak nilam siap dijual dari koperasi KINA ke PT. GA. Sedangkan kualitasnya akan diuji oleh perusahaan Payan Bertrand. Jika kualitas minyak nilam sudah memenuhi standar yang dibutuhkan maka KINA dibantu oleh PT. General Aromatic berencana untuk mengupgrade 5 kettel yang lain. (ed/mag)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar